Anion

Medan potensial elektrostatik dari ion Nitrat (NO3−)

ANION

Ion adalah atom atau sekumpulan atom yang bermuatan listrik. Ion bermuatan negatif, yang menangkap satu atau lebih elektron, disebut anion, karena dia tertarik menuju anode. Ion bermuatan positif, yang kehilangan satu atau lebih elektron, disebut kation, karena tertarik ke katode.

Proses pembentukan ion disebut ionisasi. Atom atau kelompok atom yang terionisasi ditandai dengan tik atas n+ atau n-, di mana n adalah jumlah elektron yang hilang atau diperoleh.

Sejarah

Ion pertama kali disajikan dalam bentuk teori oleh Michael Faraday pada sekitar tahun 1830, untuk menggambarkan mengenai bagian molekul yang bergerak ke arah anode atau katode dalam suatu tabung hampa udara (vacuum tube, CRT). Namun, mekanisme peristiwa ini baru dideskripsikan pada 1884 oleh Svante August Arrhenius dalam disertasi doktornya di University of Uppsala. Pada mulanya, teori ini tidak diterima (ia memperoleh gelarnya dengan nilai minimum), tetapi kemudian disertasinya memenangi Hadiah Nobel Kimia pada tahun 1903.

Larutan ion adalah larutan yang mengandung ion yang dapat bergerak bebas sehingga bisa menghantarkan arus listrik.

Anion dan Kation

Anion adalah ion bermuatan negatif, sedangkan kation adalah ion yang bermuatan positif. Masing-masing anion dan kation dapat dianalisis menggunakan metode khusus.

Anion adalah suatu partikel aktif yang tidak terlihat dengan kandungan listrik negatif dan aktifitas Bio energinya membuatnya berkemampuan mengembalikan kehidupan kita dan kesehatan kita karena ia terdapat bebas di udara.

Elektron adalah suatu ion dengan kandungan listrik negatif. Karena terjadi tabrakan dengan molekul-molekul oksigen, ia mengubah molekul oksigen menjadi suatu ion dengan kandungan listrik negatif, ini yang disebut dengan anion oksigen atau hanya disebut anion.

Ion-ion ini di udara berubah berdasarkan pada kondisi cuaca. Jika dingin dan tekanan rendah yang melewatinya maka ion-ion positif akan bertambah. Ada laporan yang mengatakan bahwa kemungkinan terjadinya sakit syaraf, asma dan penyakit ayan lebih tinggi karena penurunan jumlah anion dan peningkatan jumlah ion-ion positif pada tubuh manusia.
Kita merasa segar jika di hutan, musim gugur atau pantai dengan ombak yang besar, hal ini disebabkan oleh banyaknya anion di tempat ini. Pada keadaan atmosfir stabil, rasio antara anion dan ion-ion positif adalah 1:2. Umumnya, ion-ion positif banyak terdapat di daerah polusi dan anion banyak terdapat di daerah bersih alami.

Jika kita bernafas dalam anion, ini akan meningkatkan metabolisme sel-sel kita dan meningkatkan vitalitas, membersihkan darah dan efektif untuk menjaga kestabilan syaraf, memulihkan kelelahan dan meningkatkan nafsu makan. Maka dari itu anion sering disebut vitamin dari udara.
Anion

5 Lima Fungsi Utama dari Anion

1. Memurnikan darah

Anion meningkatkan lima faktor utama dari darah (nitrogen, oksigen, kalsium, Natrium, Kalium) dan membuat darah kita menjadi sedikit alkali (basa) lalu darah kita dimurnikan kembali.

2. Menumbuhkan kembali sel-sel

Tubuh kita terdiri dari 6 triliun sel-sel, dan jika tubuh kita mempunyai darah dengan jumlah anion (alkali) yang banyak, pergerakan sel-sel menjadi aktif dan anion membantu menyalurkan bahan nutrisi di antara sel-sel dan membuang bahan sampah (sisa pembakaran).
Dengan proses ini maka sel-sel yang sakit dan sel-sel yang mati dapat dikembalikan dan terjadi peningkatan kalsium. Peningkatan kalsium ini menyebabkan pergerakan otot lebih aktif terutama otot jantung dan menhasilkan jantung yang kuat.

3. Meningkatkan kekebalan

Gamma globulin adalah sejenis protein yang terdapat di serum dan ini adalah suatu antibodi imun.
Jika terjadi peningkatan jumlah anion pada tubuh manusia, maka jumlah gamma globulin dalam darah juga meningkat.
Hal ini dapat membantu menjaga kesehatan tubuh dengan cara meningkatkan daya tahan tubuh melawan berbagai macam infeksi virus disertai peningkatan antibodi

4. Peningkatan Kemampuan Syaraf Otonom

Syaraf otonom secara otomatis mengatur semua organ, tanpa disadari oleh orang tersebut.
Jumlah anion yang dapat mengatur sistem syaraf otonom seperti darah dan organ dimana status atau perasaan dari tubuh manusia adalah baik.
Di lain pihak, anion berperanan penting pada sistem syaraf, darah dan limfa (kelenjar getah bening), dan memainkan peranan penting dalam menguatkan fungsi yang melemah dan menyediakan kebugaran (vitalitas).

5. Menghilangkan Nyeri

Anion meningkatkan ionisasi kalsium, meghasilkan endorphin dan enkephalin yang dapat memulihkan dari cakep dan memperkuat fisik, secara tidak langsung ini dapat membuat sel-sel tubuh yang sakit sembuh, sirkulasi darah lancar, dan menghilangkan nyeri.

RUMUS ANION

Sulfat SO42-
Klorat ClO3-
Sulfit SO32-
Perklorat ClO4-
Nitrat NO3-
Hipoklorit ClO2-
Nitrit NO2-
Sianida CN-
Karbonat CO32-
Permanganat MnO4-
Bikarbonat HCO3-
Tiosulfat S2O62-
Kromat CrO42-
Bromat BrO4-
Bikromat Cr2O72-
Sulfide S2-
Fluoride F-
Asetat CH3COO-
Klorida Cl-
Oksalat C2O32-
Iodide I-
Tiosianat SCN-
Fosfat PO43-
Arsenat SnO32-
Fospit PO33-
Arsenit SnO22-
Hipofospat HPO42-
Heksasianoferat (II) [Fe(Cn)6]4-

Masih banyak anion lain yang dapat ditemukan terutama untuk anion-anion organic.

(Dikutip dari tesis Dr. Cruiser dari U.C. berkeley dan Dr. Moore dari Universitas Michigan dan Dr. Yamano)

Anion adalah atom negatif bila kelebihan elektron.Anion atau ion negatif terletak pada golongan utama dan tergantung pada kelarutan garam-garamnya, baik itu garam perak, garam kalsium, garam barium, ataupun garam zinknya.

(Svehla G. 1985:316)

Proses-proses yang dipakai dalam menganalisa anion adalah :

1.Proses yang melibatkan identifikasi produk-produk yang mudah menguap, yang diperoleh pada pegolahan asam-asam Proses ini dibagi lagi kedalam sub klas-sub klas yaitu :

a.Gas-gas dalam dilepaskan dengan asam klorida encer atau asam sulfat encer : Karbonat, hydrogen karbonat (bikarbonat), sulfit, tiosulfat, sulfida, nitrit, hipoklorit, sianida, dan sianat.

(Svehla G. 1985:316)

b.Gas atau uap dilepaskan dengan asam sulfat pekat. Hal ini meliputi zat-zat dari (a) plus zat berikut: fluorida, heksafluorosilikat, bromida, iodid, nitrat, klorat (bahaya), perklorat, permanganat (bahaya), bromat, borat, heksasianoferat(II), heksasianoferat(III), tiosianat, format, asetat, oksalat, tartrat, dan sitrat.

(Svehla G. 1985:316)

2.Proses yang tergantung pada reaksi dalam larutan. Proses ini juga dibagi menjadi subklas-subklas yaitu :

a.Reaksi pengendapan

Sulfat, peroksodisulfat, fosfat, fosfit, hipofosfit, arsenat, arsenit, kromat, dikromat, silikat, heksafluorosilikat, salisilat, benzoat, dan suksinat.

(Svehla G. 1985:317)

b.Oksidasi dan reduksi dalam larutan

Manganat, permanganat, kromat, dan dikromat.

(Svehla G. 1985:317)

Jenis-jenis anion

Berikut akan disebutkan beberapa jenis anion yang sebagian dari larutan yang ada, jenis anion itu adalah:
Karbonat CO32-
Kelarutan

Kelarutan semua karbonat normal, dengan perkecualian karbonat dari logam-logam alkali serta amonium , tidak larut dalam air.Hidrogen Karbonat atau bikarbonat dari kalsium, stront, Barium, Magnesium dan mungkin dari besi ada dalam larutan air, mereka terbentuk karena aksi oleh asam karbonat yang berlebih terhadap karbonat-karbonat , entah dalam larutanair atau suspensi dan akan terurai dalam pendidihan larutan.

CaCO3 + H2O + CO2 Ca2+ + 2HCO3-

Hidrogen Karbonat dari logam-logam alkali larut dalam air tetapi kurang larut dibanding karbonat lain padanannya.

Untuk mempelajari reaksi ini dapat dipakai larutan Natrium Karbonat, Na2CO3. 10 H2O 0,5 M.

(Svehla G. 1985:317)

Reaksi-reaksi
Asam klorida encer

Terjadi penguraian dengan berbuih, karena karbondioksida dipanaskan :

CO32- + 2H+ CO2 + H2O

Gas ini dapat diidentifikasikan dari sifatnya yang mengeruhkan air kapur( air burit) adalah :

CO2 + Ca2+ + 2 OH- CaCO3 + H2O

CO2 + Ba2+ + 2 OH- BaCO3 + H2O

Beberapa karbon alam seperti magnesium, MgCO3, Siderit, FeCO3 dan Dolomit, (Ca, Mg)CO3, tidak bereaksi dengan berarti dalam keadaan dingin. Zat-zat ini harus dihancurkan menjadi bubuk halus, campuran yang bereaksi dipanaskan. Uji air kapur atau air barit dilakukan dengan cara, zat padat itru ditaruh di tabung uji atau suling kecil (kapasiatas 10 sampai 20 ml), asam klorida encer ditambahkan dan tutup gabus segera disumbat kembali. Gas yang dipanaskan (mungkin perlu dipanaskan) dialirkan ke dalam air kapur atau air barit yang terdapat pada tabung uji, kekeruhan yang terjadi menunjukkan adanya karbonat.

(Svehla G. 1985:317)

Larutan Barium Klorida (atau kalium klorida)

Endapan putih Barium (atau kalsium) karbonat:

CO32- + Ca2+ CaCO3

CO32- + Ba2+ BaCO3

Hanya karbonat-karbonat normal yang bereaksi, hidrogen karbonat tidak bereaksi.

Endapan dalam asam mineral dan asam karbonat:

BaCO3 + 2H+ Ba2+ + CO2 + H2O

BaCO3 + CO2 + H2O Ba2+ + 2HCO3-

(Svehla G. 1985:318)

Larutan Perak Nitrat

Endapan putih Perak Karbonat :

CO32- + 2Ag++ Ag2CO3

Endapan larutan dalam asam nitrat dan dalam amonia :

Ag2CO3 + 2H+ 2 Ag+ + CO2 + H2O

Ag2CO3 + 4NH3 2 [Ag(NH3)2]+ + CO32-

Endapan menjadi kuning atau coklat dengan menambahkan reagen yang berlebihan, karena terbentuk perak oksida , hal yang yang sama terjadi jika campuran dididihkan:

Ag2CO3 Ag2O + CO2

(Svehla G. 1985:318)

Uji natrium karbonat-fenolftalein

Uji ini berdasarkan fakta bahwa fenolftalein diubah menjadi warna merah jambu oleh karbonat yang larut, dan dijadikan tak berwarna oleh bikarbonat yang tak larut. Maka jika karbon dioksida yang dibebaskan oleh asam encer dari karbonat, dibuat berkontak dengan suatu laruan fenolftalein yang telah diwarnai merah jambu oleh larutan natrium karbonat, karbon dioksida ini bisa diidentifikasi dari hilangnya warna itu.

CO2 + CO32- + H2O 2HCO3-

Kosentrasi larutan natrium karbonat harus sedemikian, sehingga warna itu tak dapat dihilangkan oleh karbon dioksida dalam atmosfer, pada kondisi eksperimen itu. (Svehla G. 1985:319)

Sulfit (SO32-)
Kelarutan

Hanya sulfit dari logam alkali dan dari ammonium larut dalam air; sulfit dari logam lainnya larut sangat sedikit atau tidak larut. Hydrogen sulfit dari logam alkali larut dalam air; hydrogen sulfit dari logam alkali tanah hanya dikenal dalam larutan.

(Svehla G. 1985:320)

Reaksi-reaksi

Untuk mempelajari reaksi-reaksi ini dipergunakan larutan natrium sulfit Na2SO3.7H2O 0,5 M. Reaksi-reaksi tersbut antara lain :

Asam klorida encer (atau asam sulfat encer) : terjadi penguraian, lebih cepat dengan dipanaskan, disertai pelepasan belerang dioksida :

SO32- + 2 H+ è SO2 + H2O

Gas ini dapat diidentifikasi dari :
Bau belerang terbakar yang menyesakkan nafas
Dari pewarnaan hijau, yang disebabkan pembentukan ion-ion kromium(III) yang dihasilkan bila sehelai kertas saring yang dibasahi dengan larutan kalium dikromat yang telah dimasamkan, dipegang di atas mulut tabung uji.

3 SO2 + Cr2O72- + 2H+ è 2Cr3+ + 3 SO42- + H2O
Memegang sehelai kertas saring yang dibasahi larutan kalium iodat dan kanji, dalam uap tersebut, pada mana warna biru yang disebabkan oleh pembentukan iod akan terlihat.

5 SO2 + 2 IO3- + 4 H2O è I2 + 3 SO42- + H2O

(Svehla G. 1985:321)
Larutan barium klorida atau strontium klorida : terbentuk endapan putih barium atau strontium sulfit :

SO32- + Ba2+ è BaSO3

Endapan melarut dalam asam klorida encer, dimana dilepaskan belerang dioksida

BaSO3 + 2 H+ è Ba2+ + SO2 + H2O

Setelah didiamkan nendapan perlahan-lahan teroksidasi menjadi sulfat dan kemudian menjadi tak larut dalam asam mineral encer; perubahan ini dapat dihsilkan dengaan epat dengan memanaskn air brom atau sedikit asam nitrat pekat atau dengan hydrogen peroksida :

BaSO3 + 2 O2 è 2 BaSO4

BaSO3 + Br2 + H2O è BaSO4 + 2Br- + 2 H+

3 BaSO3 + 2 HNO3 è 3 BaSO4 + 2 NO + H2O

BaSO3 + H2O2 è BaSO4 + H2O

Kelarutan pada 180 dari sulfit dari kalsium, strontium, dan barium masing-masing adalah 1,25 g/L, 0,033 g/L, 0,022 g/L
Larutan perak nitrat : mula-mula, tak terjadi perubahan yang dapat dilihat, karena pembentukan ion-ion sulfitoargentat :

SO32- + Ag+ è (AgSO3)-

Dengan menambahkan reagensia yang lebih banyak, terbentuk endapan kristalin putih, perak sulfit :

(AgSO3)- + Ag+ è Ag2SO3

Endapan melarut jika ion sulfit ditambahkan berlebihan :

Ag2SO3 è + SO32- 2 (AgSO3)–

Setelah larutan garam kompleks itu atau suspensi endapan dalam air, dididihkan, perak logam yang berwarna abu-abu mengendap :

2 (AgSO3)– è 2 Ag + SO42- + SO2

Ag2SO3 + H2O è 2 Ag + SO42- + 2 H+

Endapan larut dalam asam nitrat encer, dimana gas belerang dioksida dilepaskan :

Ag2SO3 + 2 H+ è SO2 + 2 Ag+ + H2O

Endapan juga melarut dalam ammonia, dimana terbentuk kompleks diamina argentat :

Ag2SO3 + 4 NH3 è 2 [Ag(NH3)2]+ + SO32-

(Svehla G. 1985:321)

Larutan kalium permanganat, yang diasamkan dengan asam sulfat encer sebelum pengujian : warna menjadi hilang disebabkan reduksi menjadi ion-ion mangan(II) :

5 SO32- + 2 MnO4- + 6 H+ è 2 Mn2+ + 5 SO42- + 3 H2O

(Svehla G. 1985:322)

Larutan kalium dikromat yang diasamkan dengan asam sulfat encer sebelum pengujian : dihasilkan pewarnaan hijau, yang disebabkan oleh pembentukan ion-ion kromium(III) :

3 SO32- + Cr2O72- + 8 H+ è 2 Cr3+ + 3 SO42- + 4 H2O

(Svehla G. 1985:322)

5. Larutan timbal asetat atau timbal nitrat : terbentuk endapan putih timbal sulfit :

SO32- + Pb2+ è PbSO3

6. Larutan kalium dikromat yang diasamkan dengan asam sulfat encer sebelum pengujian : dihasilkan pewarnaan hijau, yang disebabkan oleh pembentukan ion-ion kromium(III) :

3SO32- + Cr2O72- + 8H+ è 2Cr3+ + 3SO42- + 4H2O

(Svehla G. 1985:322)

Permanganat (MnO4-)
Kelarutan

Semua permanganat larut dalam air, membentuk larutan ungu (lembayung-kemerahan).

(Svehla G. 1985:387)

Reaksi-reaksi

Untuk mempelajari reaksi-reaksi ini, dipergunakan larutan kalium permanganat (KMnO4) 0,02 M. reaksi-reaksi tersebut adalah :
Hidrogen peroksida

Penambahan reagensia ini kepada larutan kalium permanganat, yang telah diasamkan dengan asam sulfat pekat, mengakibatkan warna menjadi hilang dan dilepaskan oksigen yang murni tetapi basah (mengandung arti)

2 MnO4- + 5 H2O2 + 6 H+ è 5 O2 + 2 Mn2+ + 8 H2O

(Svehla G. 1985:388)

2. Reduksi permanganat

Dalam larutan asam, reduksi berlangsung sampai pembentukan ion mangan(II) yang tak berwarna. Zat pereduksi yang dapat dipakai antara lain:

ü Hidrogen sulida : dengan adanya asam sulfat encer, larutan akan hilang warnanya dan belerang akan diendapkan.

2 MnO4-+ 5 H2S + 6 H+ è 5 S + 2 Mn2+ + 8 H2O

ü Sulfur dioksida : dengan adanya asam sulfat, sulfur dioksida mereduksi permanganat dengan seketika:

2 MnO4-+ 5 SO2 + 2 H2O è 5 SO4 + 2 Mn2+ + 4 H+

ü Besi (II) sulfat : dengan adanya asam sulfat, mereduksi permanganat menjadi mangan(II). Larutan menjadi kuning karena terbentuknya ion-ion besi(II).

MnO4-+ 5 Fe2+ + 8 H+ è 5 Fe3+ + Mn2+ + 4 H2O

Warna kuning hilang jika ditambahkan fosfat atau kalium fluorida; mereka membentuk kompleks tak berwarna dengaan besi(III).

ü Kalium iodida : dengan adanya asam sulfat, mereduksi permanganat dengan disertai pembentukan iod :

2 MnO4-+ 10 I- + 16 H+ è 5 I2 + 2 Mn2+ + 8 H2O

(Svehla G. 1985:388)

3. Asam klorida pekat

Semua permanganat pada pendidihan dengan asam klorida pekat melepaskan klor.

2 MnO4-+ 16HCl è 5Cl2 + 2Mn2+ + 6Cl- + 8H2O

(Svehla G. 1985:389)

4. Asam sulfat pekat

Permanganat larut dalam reagansia ini dengan menghasilkan larutan hijau, yang mengandung mangan heptoksida (anhidrat permanganat (Mn2O7)), larutan ini bisa meledak pada suhu biasa, dan ledakan yang sangat hebat mungkin terjadi pada pemanasan.

2 KMnO4 + H2SO4 è Mn2O7 + 2K+ + SO42- + H2O

(Svehla G. 1985:389)

5. Larutan natrium hidroksida

Dengan memanaskan larutan pekat kalium permanganat dengan larutan pekat natrium hidroksida, dihasilkan suatu larutan kalium permanganat yang hijau dan dilepaskan oksigen. Bila larutan manganat ini dituangkan ke dalam air yang besar volumenya, atau diasamkan dengan asam sulfat encer, warna ungu dari kalium permanganat puylih kembali, dan mangan dioksida mengendap.

4 MnO4- + 4 OH- è 4 MnO42- + O2 + 2 H2O

3 MnO4- + 2 H2O è 4 MnO42- + MnO2 + 4 OH-

reaksi yang terakhir sebenarnya adalah suatu reaksi disproporsionasi, dimana mangan(VI) sebagian dioksidasikan menjadi mangan(VII) dan sebagian direduksi menjadi mangan(IV).

(Svehla G. 1985:389)

4. Klorida (Cl-)

a.Kelarutan

Kebanyakan klorida larut dalam air, Merkurium(I) klorida, Hg2Cl2, perak klorida, AgCl, timbal klorida, PbCl2 (yang larut sangat sedikit dalam air dingin, tetapi mudah larut dalam air mendidih), tembaga(I) klorida, CuCl, bismut oksiklorida, BiOCl, stibium oksiklorida, SbOCl, dan merkurium(II) oksiklorida, Hg2Ocl2, tak larut dalam air.

(Svehla G. 1985:345)

b.Reaksi-reaksi

Untuk mepelajari reaksi-reaksi ini dipergunakan larutan natrium klorida 0,1 M. reaksi-reaksi tersebut adalah :
Asam sulfat pekat: klorida itu terurai banyak dalam keadaan dingin, penguraian adalah sempurna pada pemanasan, yang disertai dengan pelepasan hydrogen klorida :

Cl- + H2SO4 ® HCl ­ + HSO4-

Produk ini dapat dikenali dari :
Baunya yang merangsang dan dihasilkannya asap putih, yang terdiri dari butiran halus asam klorida
Pembentukan kabut putih ammonium klorida
Sifatnya yang mengubah kertas lakmus biru menjadi lakmus merah

(Svehla G. 1985:346)

2. Mangan disulfida dan asam sulfat pekat

Jika klorida padat dicampur dengan mangan dioksida produk pengendapan yang sama banyaknya, lalu ditambahkan asam sulfat pekat dan campuran dipanaskan perlahan-lahan, klor akan terlepas dan dapat dididentifikasi dari baunya yang menyesakkan nafas, warnanya yang hijau-kekuningan, sifatnya yang memutihkan kertas lakmus basah, dan mengubah kertas kalium iodida-kanji menjadi biru. Hydrogen klorida yang mula-mula terbentuk, dioksidasikan menjadi klor.

MnO2 + H2SO4 + 2Cl- ® Mn2++ Cl2 ­ + 2SO42-+ 2H2O

(Svehla G. 1985:346)

3. Larutan perak nitrat : menghasilkan endapan perak klorida, yang seperti dadih dan putih. Tidak larut dalam air dan dalam asam nitrat encer, tetapi larut dalam larutan ammonia encer dan dalam larutan-larutan kalium sianida dan iosulfat :

Cl- + Ag+ ® AgCl ¯

AgCl ¯ + 2NH3 ® [Ag(NH3)2]+ + Cl-

[Ag(NH3)2]+ + Cl- + 2H+ ® AgCl ¯ + 2NH4+

Jika endapan perak klorida ini disaring, dicuci dengan air suling, lalu dikocok dengan larutan natrium arnit, endapan diubah menjadi perak arsenit yang kuning (berbeda dengan perak bromida dan perak iodida, yang tidak dipengauhi oleh pengolahan ini). Reaksi ini juga dapatdipakai untuk uji pemastian terhadap klorida :

3AgCl + AsO32- ® Ag3AsO3 ¯ + 3Cl-

(Svehla G. 1985:346)

4. Larutan timbal asetat : terbentuk endapan putih timbal klorida (PbCl2) dari larutan yang pekat :

2Cl- + Pb2+ ® PbCl2 ¯

(Svehla G. 1985:346)

Uji khusus untuk campuran anion
Karbonat dengan kehadiran sulfit

Bila diolah dengan asam sulfat encer, membebaskan belerang dioksida yang menyebabkan kekeruhan dengan air kapur ataupun air barit. Namun uji dikromat untuk sulfit tidak dipengaruhi oleh hadirnya karbonat. Untuk mendeteksi karbonat dalam kehadiran sulfit, dapat dilakukan dengan mengolah campuran padat dengan asam sulfat encer dan mengalirkan gas yang dibebaskan lewat sebuah botolcuci kecil atau tabung didih yang mengandung larutan kalium dikromat dan asam sulfat encer. Larutan akan diubah menjadi hijau, dan pada waktu yang bersamaan belerang dioksida akan dihilangkan dengan lengkap, gas sisa kemudian diuji dengan air kapur menurut cara biasa. (Svehla G. 1985:409)
Nitrat dalam kehadiran nitrit

Nitrit mudah diidentiofikasi dalam kehadiran nitrat dengan mengolahnya dengan asam mineral encer, kalium iodida dan pasta kanji, atau dengan uji tiourea. Namun nitrat tak dapat dieteksi dalam kehadiran nitrit karena nitrit akan positif dalam uji cincin coklat dengan larutan besi(II) sulfat dan asam sulfat encer. Oleh karena itu nitrit diuraikan terlebih dahulu oleh salah satu metode berikut :

mendidihkan dengan larutan ammonia klorida sampai gelegak berhenti
menghangatkan dengan urea dan asam sulfat encer sampai pembebasan gas berhenti
menambahkan sedikit asam sulfamat pada larutan.

Untuk metode yang terakhir merupakan metode yang paling sederhana dan paling efisien untuk menyingkirkan nitrit dalam larutan asam. Kemudian uji cincin coklat untuk nitrat dapat diterapkan.

(Svehla G. 1985:409)

Nitrat dalam kehadiran bromida atau iodida

Uji cincin coklat untuk nitrat tak dapat diterapkan dengan kehadiran bromida dan iodida karena halogen bebas yang dibebaskan dengan asam sulfat pekat akan mengaburkan cincin coklat yang disebabkan oleh nitrat. Oleh karena itu, larutan dididihkan dengan larutan natrium hidroksida sampai garam ammonium (jika ada) terurai seluruhnya, dan kemudian larutan didinginkan di bawah air keran. Aliase Devarda yang dibubuk (bubuk alumunium atau bubuk zink) kemudian ditambahkan dan campuran yang terjadi dihangatkan dengan lembut. Pembebasan amonia (yang dideteksi dari baunya) dengan kerjanya terhadap kertas lakmus merah dan terhadap kertas merkurium(I) nitrat menyatakan adanya nitrat.

Suatu metode lain adalah menghilangkan halida dengan pengendapan dengan larutan perak sulfat (bebas nitrat) yang hampir jenuh dan kelebihan perak diendapkan dengan larutan natrium karonat, kemudian nitrat diuji dengan cara biasa dalam filtrat.

(Svehla G. 1985:410)

Nitrat dalam kehadiran klorat

Klorat mengganggu uji cincin coklat. Nitrat direduksi menjadi ammonia dan klorat tersbut sekaligus direduksi menjadi klorida yang dapat diuji dengan larutan perak nitrat dan larutan asam nitrat encer.

Jika terdapat larutan klorida pada larutan asli, klorida ini dapat disingkirkan dulu dengan penambahan larutan larutan perak sulfat jenuh.

(Svehla G. 1985:410)

Klorida dalam kehadiran bromida dan iodida

Prosedur ini mencakup pembuangan bromida dan iodida dngan kalium atau ammonium peroksodisulfat dengan adanya asam sulfat encer. Jadi dihasilkan halogen bebas, dan dapat dibuang baik dengan penguapan biasa (mungkin perlu ditambahkan air untuk mengmbalikan volume semula) atau dengan penguapan pada suhusekitar 800 dalam aliran udara.

(Svehla G. 1985:410)

Bromida dan iodida dengan kehadiran satu sama lain

Prosedur yang digunakan sebagai berikut :
Asamkan larutan dengan asam sulfat encer dan tambahkan 1 – 2 ml karon tetraklorida
Tambahkan 1 – 2 tetes larutan natrium hipoklorit encer dan kocok (suatu pewarnaan ungu dalam lapisan karbon tetraklorida menunjukkan iodida)
Teruskan penambahan larutan hipoklorit setetes demi stetes untuk mengoksidasi iod menjadi iodat (tak berwarna) dan kocok pada setiap penambahan.
Warna lembayung akan menghilangdan pewrnaan coklat kemerahan dari lapisan karbon tetra klorida, yang disebabkan oleh brom (atau brom klorida (BrCl)) yang terlarut, akan diperoleh jika ada bromida. Jika hanya terdapat iodida, larutan akan tak berwarna setelah warna lembayung menghilang.

Anion adalah atom negatif bila kelebihan elektron.Anion atau ion negatif terletak pada golongan utama dan tergantung pada kelarutan garam-garamnya, baik itu garam perak, garam kalsium, garam barium, ataupun garam zinknya.

(Svehla G. 1985:316)

Proses-proses yang dipakai dalam menganalisa anion adalah :

1.Proses yang melibatkan identifikasi produk-produk yang mudah menguap, yang diperoleh pada pegolahan asam-asam Proses ini dibagi lagi kedalam sub klas-sub klas yaitu :

a.Gas-gas dalam dilepaskan dengan asam klorida encer atau asam sulfat encer : Karbonat, hydrogen karbonat (bikarbonat), sulfit, tiosulfat, sulfida, nitrit, hipoklorit, sianida, dan sianat.

(Svehla G. 1985:316)

b.Gas atau uap dilepaskan dengan asam sulfat pekat. Hal ini meliputi zat-zat dari (a) plus zat berikut: fluorida, heksafluorosilikat, bromida, iodid, nitrat, klorat (bahaya), perklorat, permanganat (bahaya), bromat, borat, heksasianoferat(II), heksasianoferat(III), tiosianat, format, asetat, oksalat, tartrat, dan sitrat.

(Svehla G. 1985:316)

2.Proses yang tergantung pada reaksi dalam larutan. Proses ini juga dibagi menjadi subklas-subklas yaitu :

a.Reaksi pengendapan

Sulfat, peroksodisulfat, fosfat, fosfit, hipofosfit, arsenat, arsenit, kromat, dikromat, silikat, heksafluorosilikat, salisilat, benzoat, dan suksinat.

(Svehla G. 1985:317)

b.Oksidasi dan reduksi dalam larutan

Manganat, permanganat, kromat, dan dikromat.

(Svehla G. 1985:317)
Jenis-jenis anion

Berikut akan disebutkan beberapa jenis anion yang sebagian dari larutan yang ada, jenis anion itu adalah:
Karbonat CO32-

Kelarutan

Kelarutan semua karbonat normal, dengan perkecualian karbonat dari logam-logam alkali serta amonium , tidak larut dalam air.Hidrogen Karbonat atau bikarbonat dari kalsium, stront, Barium, Magnesium dan mungkin dari besi ada dalam larutan air, mereka terbentuk karena aksi oleh asam karbonat yang berlebih terhadap karbonat-karbonat , entah dalam larutanair atau suspensi dan akan terurai dalam pendidihan larutan.

CaCO3 + H2O + CO2 Ca2+ + 2HCO3-

Hidrogen Karbonat dari logam-logam alkali larut dalam air tetapi kurang larut dibanding karbonat lain padanannya.

Untuk mempelajari reaksi ini dapat dipakai larutan Natrium Karbonat, Na2CO3. 10 H2O 0,5 M.

(Svehla G. 1985:317)

Reaksi-reaksi
Asam klorida encer

Terjadi penguraian dengan berbuih, karena karbondioksida dipanaskan :

CO32- + 2H+ CO2 + H2O

Gas ini dapat diidentifikasikan dari sifatnya yang mengeruhkan air kapur( air burit) adalah :

CO2 + Ca2+ + 2 OH- CaCO3 + H2O

CO2 + Ba2+ + 2 OH- BaCO3 + H2O

Beberapa karbon alam seperti magnesium, MgCO3, Siderit, FeCO3 dan Dolomit, (Ca, Mg)CO3, tidak bereaksi dengan berarti dalam keadaan dingin. Zat-zat ini harus dihancurkan menjadi bubuk halus, campuran yang bereaksi dipanaskan. Uji air kapur atau air barit dilakukan dengan cara, zat padat itru ditaruh di tabung uji atau suling kecil (kapasiatas 10 sampai 20 ml), asam klorida encer ditambahkan dan tutup gabus segera disumbat kembali. Gas yang dipanaskan (mungkin perlu dipanaskan) dialirkan ke dalam air kapur atau air barit yang terdapat pada tabung uji, kekeruhan yang terjadi menunjukkan adanya karbonat.

(Svehla G. 1985:317)

Larutan Barium Klorida (atau kalium klorida)

Endapan putih Barium (atau kalsium) karbonat:

CO32- + Ca2+ CaCO3

CO32- + Ba2+ BaCO3

Hanya karbonat-karbonat normal yang bereaksi, hidrogen karbonat tidak bereaksi.

Endapan dalam asam mineral dan asam karbonat:

BaCO3 + 2H+ Ba2+ + CO2 + H2O

BaCO3 + CO2 + H2O Ba2+ + 2HCO3-

(Svehla G. 1985:318)

Larutan Perak Nitrat

Endapan putih Perak Karbonat :

CO32- + 2Ag++ Ag2CO3

Endapan larutan dalam asam nitrat dan dalam amonia :

Ag2CO3 + 2H+ 2 Ag+ + CO2 + H2O

Ag2CO3 + 4NH3 2 [Ag(NH3)2]+ + CO32-

Endapan menjadi kuning atau coklat dengan menambahkan reagen yang berlebihan, karena terbentuk perak oksida , hal yang yang sama terjadi jika campuran dididihkan:

Ag2CO3 Ag2O + CO2

(Svehla G. 1985:318)

Uji natrium karbonat-fenolftalein

Uji ini berdasarkan fakta bahwa fenolftalein diubah menjadi warna merah jambu oleh karbonat yang larut, dan dijadikan tak berwarna oleh bikarbonat yang tak larut. Maka jika karbon dioksida yang dibebaskan oleh asam encer dari karbonat, dibuat berkontak dengan suatu laruan fenolftalein yang telah diwarnai merah jambu oleh larutan natrium karbonat, karbon dioksida ini bisa diidentifikasi dari hilangnya warna itu.

CO2 + CO32- + H2O 2HCO3-

Kosentrasi larutan natrium karbonat harus sedemikian, sehingga warna itu tak dapat dihilangkan oleh karbon dioksida dalam atmosfer, pada kondisi eksperimen itu. (Svehla G. 1985:319)

Sulfit (SO32-)
Kelarutan

Hanya sulfit dari logam alkali dan dari ammonium larut dalam air; sulfit dari logam lainnya larut sangat sedikit atau tidak larut. Hydrogen sulfit dari logam alkali larut dalam air; hydrogen sulfit dari logam alkali tanah hanya dikenal dalam larutan.

(Svehla G. 1985:320)
Reaksi-reaksi

Untuk mempelajari reaksi-reaksi ini dipergunakan larutan natrium sulfit Na2SO3.7H2O 0,5 M. Reaksi-reaksi tersbut antara lain :

Asam klorida encer (atau asam sulfat encer) : terjadi penguraian, lebih cepat dengan dipanaskan, disertai pelepasan belerang dioksida :

SO32- + 2 H+ è SO2 + H2O

Gas ini dapat diidentifikasi dari :
Bau belerang terbakar yang menyesakkan nafas
Dari pewarnaan hijau, yang disebabkan pembentukan ion-ion kromium(III) yang dihasilkan bila sehelai kertas saring yang dibasahi dengan larutan kalium dikromat yang telah dimasamkan, dipegang di atas mulut tabung uji.

3 SO2 + Cr2O72- + 2H+ è 2Cr3+ + 3 SO42- + H2O
Memegang sehelai kertas saring yang dibasahi larutan kalium iodat dan kanji, dalam uap tersebut, pada mana warna biru yang disebabkan oleh pembentukan iod akan terlihat.

5 SO2 + 2 IO3- + 4 H2O è I2 + 3 SO42- + H2O

(Svehla G. 1985:321)
Larutan barium klorida atau strontium klorida : terbentuk endapan putih barium atau strontium sulfit :

SO32- + Ba2+ è BaSO3

Endapan melarut dalam asam klorida encer, dimana dilepaskan belerang dioksida

BaSO3 + 2 H+ è Ba2+ + SO2 + H2O

Setelah didiamkan nendapan perlahan-lahan teroksidasi menjadi sulfat dan kemudian menjadi tak larut dalam asam mineral encer; perubahan ini dapat dihsilkan dengaan epat dengan memanaskn air brom atau sedikit asam nitrat pekat atau dengan hydrogen peroksida :

BaSO3 + 2 O2 è 2 BaSO4

BaSO3 + Br2 + H2O è BaSO4 + 2Br- + 2 H+

3 BaSO3 + 2 HNO3 è 3 BaSO4 + 2 NO + H2O

BaSO3 + H2O2 è BaSO4 + H2O

Kelarutan pada 180 dari sulfit dari kalsium, strontium, dan barium masing-masing adalah 1,25 g/L, 0,033 g/L, 0,022 g/L
Larutan perak nitrat : mula-mula, tak terjadi perubahan yang dapat dilihat, karena pembentukan ion-ion sulfitoargentat :

SO32- + Ag+ è (AgSO3)-

Dengan menambahkan reagensia yang lebih banyak, terbentuk endapan kristalin putih, perak sulfit :

(AgSO3)- + Ag+ è Ag2SO3

Endapan melarut jika ion sulfit ditambahkan berlebihan :

Ag2SO3 è + SO32- 2 (AgSO3)–

Setelah larutan garam kompleks itu atau suspensi endapan dalam air, dididihkan, perak logam yang berwarna abu-abu mengendap :

2 (AgSO3)– è 2 Ag + SO42- + SO2

Ag2SO3 + H2O è 2 Ag + SO42- + 2 H+

Endapan larut dalam asam nitrat encer, dimana gas belerang dioksida dilepaskan :

Ag2SO3 + 2 H+ è SO2 + 2 Ag+ + H2O

Endapan juga melarut dalam ammonia, dimana terbentuk kompleks diamina argentat :

Ag2SO3 + 4 NH3 è 2 [Ag(NH3)2]+ + SO32-

(Svehla G. 1985:321)

Larutan kalium permanganat, yang diasamkan dengan asam sulfat encer sebelum pengujian : warna menjadi hilang disebabkan reduksi menjadi ion-ion mangan(II) :

5 SO32- + 2 MnO4- + 6 H+ è 2 Mn2+ + 5 SO42- + 3 H2O

(Svehla G. 1985:322)

Larutan kalium dikromat yang diasamkan dengan asam sulfat encer sebelum pengujian : dihasilkan pewarnaan hijau, yang disebabkan oleh pembentukan ion-ion kromium(III) :

3 SO32- + Cr2O72- + 8 H+ è 2 Cr3+ + 3 SO42- + 4 H2O

(Svehla G. 1985:322)

5. Larutan timbal asetat atau timbal nitrat : terbentuk endapan putih timbal sulfit :

SO32- + Pb2+ è PbSO3

6. Larutan kalium dikromat yang diasamkan dengan asam sulfat encer sebelum pengujian : dihasilkan pewarnaan hijau, yang disebabkan oleh pembentukan ion-ion kromium(III) :

3SO32- + Cr2O72- + 8H+ è 2Cr3+ + 3SO42- + 4H2O

(Svehla G. 1985:322)
Permanganat (MnO4-)
Kelarutan

Semua permanganat larut dalam air, membentuk larutan ungu (lembayung-kemerahan).

(Svehla G. 1985:387)
Reaksi-reaksi

Untuk mempelajari reaksi-reaksi ini, dipergunakan larutan kalium permanganat (KMnO4) 0,02 M. reaksi-reaksi tersebut adalah :
Hidrogen peroksida

Penambahan reagensia ini kepada larutan kalium permanganat, yang telah diasamkan dengan asam sulfat pekat, mengakibatkan warna menjadi hilang dan dilepaskan oksigen yang murni tetapi basah (mengandung arti)

2 MnO4- + 5 H2O2 + 6 H+ è 5 O2 + 2 Mn2+ + 8 H2O

(Svehla G. 1985:388)

2. Reduksi permanganat

Dalam larutan asam, reduksi berlangsung sampai pembentukan ion mangan(II) yang tak berwarna. Zat pereduksi yang dapat dipakai antara lain:

ü Hidrogen sulida : dengan adanya asam sulfat encer, larutan akan hilang warnanya dan belerang akan diendapkan.

2 MnO4-+ 5 H2S + 6 H+ è 5 S + 2 Mn2+ + 8 H2O

ü Sulfur dioksida : dengan adanya asam sulfat, sulfur dioksida mereduksi permanganat dengan seketika:

2 MnO4-+ 5 SO2 + 2 H2O è 5 SO4 + 2 Mn2+ + 4 H+

ü Besi (II) sulfat : dengan adanya asam sulfat, mereduksi permanganat menjadi mangan(II). Larutan menjadi kuning karena terbentuknya ion-ion besi(II).

MnO4-+ 5 Fe2+ + 8 H+ è 5 Fe3+ + Mn2+ + 4 H2O

Warna kuning hilang jika ditambahkan fosfat atau kalium fluorida; mereka membentuk kompleks tak berwarna dengaan besi(III).

ü Kalium iodida : dengan adanya asam sulfat, mereduksi permanganat dengan disertai pembentukan iod :

2 MnO4-+ 10 I- + 16 H+ è 5 I2 + 2 Mn2+ + 8 H2O

(Svehla G. 1985:388)

3. Asam klorida pekat

Semua permanganat pada pendidihan dengan asam klorida pekat melepaskan klor.

2 MnO4-+ 16HCl è 5Cl2 + 2Mn2+ + 6Cl- + 8H2O

(Svehla G. 1985:389)

4. Asam sulfat pekat

Permanganat larut dalam reagansia ini dengan menghasilkan larutan hijau, yang mengandung mangan heptoksida (anhidrat permanganat (Mn2O7)), larutan ini bisa meledak pada suhu biasa, dan ledakan yang sangat hebat mungkin terjadi pada pemanasan.

2 KMnO4 + H2SO4 è Mn2O7 + 2K+ + SO42- + H2O

(Svehla G. 1985:389)

5. Larutan natrium hidroksida

Dengan memanaskan larutan pekat kalium permanganat dengan larutan pekat natrium hidroksida, dihasilkan suatu larutan kalium permanganat yang hijau dan dilepaskan oksigen. Bila larutan manganat ini dituangkan ke dalam air yang besar volumenya, atau diasamkan dengan asam sulfat encer, warna ungu dari kalium permanganat puylih kembali, dan mangan dioksida mengendap.

4 MnO4- + 4 OH- è 4 MnO42- + O2 + 2 H2O

3 MnO4- + 2 H2O è 4 MnO42- + MnO2 + 4 OH-

reaksi yang terakhir sebenarnya adalah suatu reaksi disproporsionasi, dimana mangan(VI) sebagian dioksidasikan menjadi mangan(VII) dan sebagian direduksi menjadi mangan(IV).

(Svehla G. 1985:389)

4. Klorida (Cl-)

a.Kelarutan

Kebanyakan klorida larut dalam air, Merkurium(I) klorida, Hg2Cl2, perak klorida, AgCl, timbal klorida, PbCl2 (yang larut sangat sedikit dalam air dingin, tetapi mudah larut dalam air mendidih), tembaga(I) klorida, CuCl, bismut oksiklorida, BiOCl, stibium oksiklorida, SbOCl, dan merkurium(II) oksiklorida, Hg2Ocl2, tak larut dalam air.

(Svehla G. 1985:345)

b.Reaksi-reaksi

Untuk mepelajari reaksi-reaksi ini dipergunakan larutan natrium klorida 0,1 M. reaksi-reaksi tersebut adalah :
Asam sulfat pekat: klorida itu terurai banyak dalam keadaan dingin, penguraian adalah sempurna pada pemanasan, yang disertai dengan pelepasan hydrogen klorida :

Cl- + H2SO4 ® HCl ­ + HSO4-

Produk ini dapat dikenali dari :
Baunya yang merangsang dan dihasilkannya asap putih, yang terdiri dari butiran halus asam klorida
Pembentukan kabut putih ammonium klorida
Sifatnya yang mengubah kertas lakmus biru menjadi lakmus merah

(Svehla G. 1985:346)

2. Mangan disulfida dan asam sulfat pekat

Jika klorida padat dicampur dengan mangan dioksida produk pengendapan yang sama banyaknya, lalu ditambahkan asam sulfat pekat dan campuran dipanaskan perlahan-lahan, klor akan terlepas dan dapat dididentifikasi dari baunya yang menyesakkan nafas, warnanya yang hijau-kekuningan, sifatnya yang memutihkan kertas lakmus basah, dan mengubah kertas kalium iodida-kanji menjadi biru. Hydrogen klorida yang mula-mula terbentuk, dioksidasikan menjadi klor.

MnO2 + H2SO4 + 2Cl- ® Mn2++ Cl2 ­ + 2SO42-+ 2H2O

(Svehla G. 1985:346)

3. Larutan perak nitrat : menghasilkan endapan perak klorida, yang seperti dadih dan putih. Tidak larut dalam air dan dalam asam nitrat encer, tetapi larut dalam larutan ammonia encer dan dalam larutan-larutan kalium sianida dan iosulfat :

Cl- + Ag+ ® AgCl ¯

AgCl ¯ + 2NH3 ® [Ag(NH3)2]+ + Cl-

[Ag(NH3)2]+ + Cl- + 2H+ ® AgCl ¯ + 2NH4+

Jika endapan perak klorida ini disaring, dicuci dengan air suling, lalu dikocok dengan larutan natrium arnit, endapan diubah menjadi perak arsenit yang kuning (berbeda dengan perak bromida dan perak iodida, yang tidak dipengauhi oleh pengolahan ini). Reaksi ini juga dapatdipakai untuk uji pemastian terhadap klorida :

3AgCl + AsO32- ® Ag3AsO3 ¯ + 3Cl-

(Svehla G. 1985:346)

4. Larutan timbal asetat : terbentuk endapan putih timbal klorida (PbCl2) dari larutan yang pekat :

2Cl- + Pb2+ ® PbCl2 ¯

(Svehla G. 1985:346)

Uji khusus untuk campuran anion

Karbonat dengan kehadiran sulfit

Bila diolah dengan asam sulfat encer, membebaskan belerang dioksida yang menyebabkan kekeruhan dengan air kapur ataupun air barit. Namun uji dikromat untuk sulfit tidak dipengaruhi oleh hadirnya karbonat. Untuk mendeteksi karbonat dalam kehadiran sulfit, dapat dilakukan dengan mengolah campuran padat dengan asam sulfat encer dan mengalirkan gas yang dibebaskan lewat sebuah botolcuci kecil atau tabung didih yang mengandung larutan kalium dikromat dan asam sulfat encer. Larutan akan diubah menjadi hijau, dan pada waktu yang bersamaan belerang dioksida akan dihilangkan dengan lengkap, gas sisa kemudian diuji dengan air kapur menurut cara biasa. (Svehla G. 1985:409)
Nitrat dalam kehadiran nitrit

Nitrit mudah diidentiofikasi dalam kehadiran nitrat dengan mengolahnya dengan asam mineral encer, kalium iodida dan pasta kanji, atau dengan uji tiourea. Namun nitrat tak dapat dieteksi dalam kehadiran nitrit karena nitrit akan positif dalam uji cincin coklat dengan larutan besi(II) sulfat dan asam sulfat encer. Oleh karena itu nitrit diuraikan terlebih dahulu oleh salah satu metode berikut :
mendidihkan dengan larutan ammonia klorida sampai gelegak berhenti
menghangatkan dengan urea dan asam sulfat encer sampai pembebasan gas berhenti
menambahkan sedikit asam sulfamat pada larutan.

Untuk metode yang terakhir merupakan metode yang paling sederhana dan paling efisien untuk menyingkirkan nitrit dalam larutan asam. Kemudian uji cincin coklat untuk nitrat dapat diterapkan.

(Svehla G. 1985:409)

Nitrat dalam kehadiran bromida atau iodida

Uji cincin coklat untuk nitrat tak dapat diterapkan dengan kehadiran bromida dan iodida karena halogen bebas yang dibebaskan dengan asam sulfat pekat akan mengaburkan cincin coklat yang disebabkan oleh nitrat. Oleh karena itu, larutan dididihkan dengan larutan natrium hidroksida sampai garam ammonium (jika ada) terurai seluruhnya, dan kemudian larutan didinginkan di bawah air keran. Aliase Devarda yang dibubuk (bubuk alumunium atau bubuk zink) kemudian ditambahkan dan campuran yang terjadi dihangatkan dengan lembut. Pembebasan amonia (yang dideteksi dari baunya) dengan kerjanya terhadap kertas lakmus merah dan terhadap kertas merkurium(I) nitrat menyatakan adanya nitrat.

Suatu metode lain adalah menghilangkan halida dengan pengendapan dengan larutan perak sulfat (bebas nitrat) yang hampir jenuh dan kelebihan perak diendapkan dengan larutan natrium karonat, kemudian nitrat diuji dengan cara biasa dalam filtrat.

(Svehla G. 1985:410)

Nitrat dalam kehadiran klorat

Klorat mengganggu uji cincin coklat. Nitrat direduksi menjadi ammonia dan klorat tersbut sekaligus direduksi menjadi klorida yang dapat diuji dengan larutan perak nitrat dan larutan asam nitrat encer.

Jika terdapat larutan klorida pada larutan asli, klorida ini dapat disingkirkan dulu dengan penambahan larutan larutan perak sulfat jenuh.

(Svehla G. 1985:410)

Klorida dalam kehadiran bromida dan iodida

Prosedur ini mencakup pembuangan bromida dan iodida dngan kalium atau ammonium peroksodisulfat dengan adanya asam sulfat encer. Jadi dihasilkan halogen bebas, dan dapat dibuang baik dengan penguapan biasa (mungkin perlu ditambahkan air untuk mengmbalikan volume semula) atau dengan penguapan pada suhusekitar 800 dalam aliran udara.

(Svehla G. 1985:410)

Bromida dan iodida dengan kehadiran satu sama lain

Prosedur yang digunakan sebagai berikut :
Asamkan larutan dengan asam sulfat encer dan tambahkan 1 – 2 ml karon tetraklorida
Tambahkan 1 – 2 tetes larutan natrium hipoklorit encer dan kocok (suatu pewarnaan ungu dalam lapisan karbon tetraklorida menunjukkan iodida)
Teruskan penambahan larutan hipoklorit setetes demi stetes untuk mengoksidasi iod menjadi iodat (tak berwarna) dan kocok pada setiap penambahan.
Warna lembayung akan menghilangdan pewrnaan coklat kemerahan dari lapisan karbon tetra klorida, yang disebabkan oleh brom (atau brom klorida (BrCl)) yang terlarut, akan diperoleh jika ada bromida. Jika hanya terdapat iodida, larutan akan tak berwarna setelah warna lembayung menghilang.

(Svehla G. 1985:412)

Komentar